Demi mencegah penularan Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini mendorong semua orang untuk memakai masker.
Apalagi kini peraturan untuk memakai masker sudah diberlakukan para pemerintah di Eropa dimana masyarakatnya harus menutupi hidung dan mulut di depan umum, yaitu dengan menggunakan masker.
Sejumlah negara bagian dan kotamadya lain di Amerika Serikat pun telah melakukan hal serupa.
Bahkan, dilansir dari Washington Post, Pusat Kontrol dan Pencegahan (CDC) AS perlu menegaskan warga AS untuk memakai masker yang bersifat non-medis.
Upaya tersebut dianggapnya bijak dan mampu mengurangi potensi penularan dari orang yang terinfeksi, tetapi ridak memiliki gejala apapun.
Sosok yang paling menonjol di antara orang-orang yang mendorong gagasan tersebut adalah Scott Gottlieb. Dirinya menekankan, jika semua orang termasuk orang-orang tanpa gejala harus dihimbau dan didorong mengenakan masker yang terbuat dari kain dan non-medis saat berada di tempat umum.
Meski Gottlieb dan pihaknya mengakui masker non-medis itu tidak akan memberi perlindungan dari infeksi virus, namun setidaknya bisa membatasi jumlah tetesan pernapasan dari orang yang memakai masker tersebut.
Sementara itu pihak CDC sendiri masih mempertimbangkan kewajiban penggunaan masker non-medis di kalangan warga AS saat berada di tempat umum.
Beberapa pakar penyakit menular bahkan juga mencemaskan jika orang-orang mulai panik dan membeli masker medis dengan alasan keamanan.
Itulah mengapa Jerome Adams, ahli bedah umum AS menyatakan dalam kicauannya di twitter, “Stop beli masker!”
Selain itu, pihak CDC juga khawatir warga AS malah menyepelekan aturan sosial distancing karena merasa sudah aman memakai masker non-medis.
Meski begitu, pihak CDC pada dua pekan lalu mulai memerbarui strategi, yakni mengoptimasi pasokan masker wajah.
Dalam peraturan [erawatan kesehatan di mana masker medis tidak lagi disediakan, warga AS kemungkinan akan diminta menggunakan masker buatan sendiri. Bentuknya bisa seperti bandana atau syal, sebagai upaya untuk melawan penyebaran virus Covid-19.
